Judol Bikin Miskin

 


Di suatu desa, ada seorang laki-laki bernama Joko. Ia adalah seorang bos muda yang sangat kaya. Ia memiliki tanah berhektar-hektar dan banyak sekali hewan peliharaan. Joko adalah orang yang baik kepada semua orang, suka bersedekah, dan gemar bersosialisasi. Walaupun sangat kaya, ia tidak memiliki handphone.


Sampai suatu hari, ia melihat teman-temannya bermain slot atau judi online.

“Wah, kelihatannya seru. Kamu lagi main apa, ya?” tanya Joko dengan penasaran.

“Slot, itu seru, lho,” jawab temannya sambil memperlihatkan permainannya.

“Seru dari mananya?” tanya Joko yang masih penasaran.

“Kalau beruntung, bisa dapat puluhan juta.”

“Ah, masa?” Joko tampak tidak percaya.

“Iya, kamu memang kaya, tapi ketinggalan zaman,” goda temannya.


Joko pun jadi tertarik. Ia akhirnya membeli handphone untuk mencoba bermain slot. Dua minggu pertama, ia mendapatkan jackpot terus-menerus. Karena itulah ia ketagihan, sampai-sampai menghabiskan uang puluhan juta untuk bermain slot, mengira uangnya akan kembali berkali-kali lipat. Padahal, itu hanya membuatnya jatuh miskin.


Satu tahun berlalu, kini ia malah semakin ketagihan. Hewan peliharaan dan tanah berhektar-hektar miliknya habis semua untuk bermain slot, sampai ia tidak punya apa-apa lagi. Sudah puluhan kali orang tuanya menasihatinya, namun karena ketagihan, ia sulit untuk berhenti.

“Nak, jangan main slot lagi. Itu hanya akan membuatmu miskin,” tegur sang ibu dengan penuh kasih.

“Uhhh, apa, Bu? Judi tidak akan membuatku miskin. Nanti kalau aku dapat jackpot, kita akan punya uang lebih banyak dari kemarin,” jawab Joko dengan emosi.

“Ayolah, Nak. Sudah berapa puluh juta yang kau keluarkan untuk bermain slot, sampai-sampai kau jual semua tanah dan hewan peliharaan kita? Sadarlah, Nak, sadarlah!”

“Apa-apaan! Dasar cerewet,” timpal Joko sambil memalingkan pandangan.


Segala macam barang ia jual, bahkan sampai berani meminjam uang ke bank dan menjaminkan sertifikat rumahnya, dengan harapan bisa untung dan hidupnya kembali seperti semula.

“Kau pinjam uang ke bank dan menjaminkan sertifikat rumah kita?” tanya ibunya dengan cemas.

“Kalau gitu kenapa tidak? Kalau aku dapat jackpot, aku akan kembalikan semuanya padamu,” jawab Joko dengan sombong.

“Joko, nanti kita tidur di mana, Nak?” tanya ibunya lagi, dengan suara gemetar.

“Berisik!”


Dan yang terjadi sekarang, ia dikejar-kejar debt collector dan hidupnya sangat sengsara. Dari yang dulunya baik, suka menolong, dan gemar bersedekah, kini malah sebaliknya. Ia pun bunuh diri karena tidak tahan dengan hidupnya. Ia tidak menyangka kalau utang-utangnya harus ditanggung oleh orang tuanya, dan ia juga harus mempertanggungjawabkannya di akhirat.


Ibunya menjadi sangat kasihan. Sekarang ia menjadi gelandangan yang biasa mengamen di pinggir jalan dan selalu menangis setiap malam, sambil mengadukan permasalahannya kepada Allah SWT.


Hingga suatu ketika, ada seorang pemuda kaya raya yang merasa kasihan kepada sang ibu. Ia membantu melunasi utang-utang ibu tersebut dan mempekerjakannya di rumahnya. Ia pun menganggap sang ibu seperti ibunya sendiri.


Pesan Moral:

Dari cerita ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa judi tidak akan menambah hartamu, tetapi justru membuatmu sengsara. Ingatlah, tidak ada seorang pun yang menjadi kaya secara instan tanpa usaha dan kerja keras, kecuali atas kehendak Sang Pencipta, Allah SWT.


Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman untuk berhenti bermain judi online karena itu tidak akan membuatmu kaya, melainkan membuatmu miskin.


Pesan moral dari cerita ini adalah:


1. Jangan pernah bermain judol.

2. ⁠Bertemanlah dengan teman yang mengajakmu kepada kebenaran.

3. ⁠Jika kamu dalam kesulitan, pergilah ke masjid dan curhatlah kepada Allah.

4. ⁠Manfaatkan ponselmu sebaik-baiknya.


Tentang Penulis

Muhamad Labib adalah seorang santri di PonPes Al-Fadilah Meteseh, sekaligus siswa kelas X MA Taqwal Ilah Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. 

Posting Komentar