Kiat-kiat Melupakan Mantan Dalam 24 Jam

 


"Beberapa orang hadir untuk dilupakan, sebagian yang lain untuk dikenang, dan sisanya untuk diperjuangkan" -F02

Apa yang ada difikiran kalian ketika mendengar kata ‘Mantan Pacar’ selain kenangan? Heu heu heu… 

Sebagian dari kita mungkin ada yang tiba-tiba ingat keburukan mantan, sebagian lain mungkin ingat janji-janji yang dulu pernah dirangkai bersama mantan, dan sebagian yang lain mungkin masih memikirkan masa-masa indah ketika bersamanya, dan mantan yang sering buat kita bernostalgia dengan masa-masa indah ini disebut mantan terindah.

Banyak orang yang berusaha untuk melupakan mantan, entah karena beberapa kenangan yang menyakitkan ketika putus, atau karena faktor-faktor yang lain, tapi percayalah, melupakan mantan tak sesulit membalik telapak kaki gajah; Berat Woy!

Berikut ini kiat-kiat melupakan mantan dalam 24 jam ala F02 :

Carilah Kegiatan yang Buat Kamu Sibuk atau Minimal Sok Sibuk

Kegiatan yang membuatmu sibuk itu seperti ketika kamu berusaha aktif di dalam forum diskusi kelas dan berdebat dengan dosen baik secara virtual, maupun secara langsung. Percaya deh, saat kamu berdebat dengan dosen atau guru, kamu bakal jadi orang yang paling sibuk mencari segala argumen dan teori-teori yang terkadang tidak menyentuh realitas di masyarakat. Kamu bisa juga berolah raga karena akan membuat badan sehat dan pikiran lebih terbuka. Apalagi olahraga gulat smackdown melawan Big Shaw atau Brcok Lesnar, pasti kamu bakal sibuk ngurusin tubuhmu yang babak belur, dan berhasil meulapakan mantan dalam 24 jam, karena mungkin nyawamu diambang batas ujung celurit malaikat!

Sibuk dan sok sibuk adalah dua kata yang tidak jauh berbeda bagi sebagian orang sepertiku atau seperti kalian yang membaca tulisan ini, maka kita semua bisa melakukannya, coba aja buktiin, hehehe…

Jangan Menyendiri Terlalu Lama

Perlu diingat, kamu memang butuh waktu untuk sendiri namun tidak dalam waktu yang terlalu lama, karena bila kelamaan sendirian, kita pasti akan kelaparan, kecuali udah nyiapin bekal makanan sebelumnya. Bayangin ketika kau berada di kamar kost sendirian, seharian, nggak ketemu orang, atau setidaknya penjual nasi rames dengan harga 4 ribu sampai 5 ribu di sekitaran kampus, pasti kalian akan kelaparan!

Lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk merangkai masa depanmu dengan memperbaiki diri sendiri, melakukan kewajiban agama (salat lima waktu, melawan sang penindas dan sang pengrusak lingkungan hidup, dll) atau kamu bisa melakukan kegiatan sosial seperti kegiatan amal untuk membantu masyarakat yang membutuhkan karena sering dimiskinkan oleh doi (sensor). Tentunya ini cara ampuh untuk melupakan mantan selama 24 jam, karena banyak yang nasibnya lebih malang dari hanya sekedar putus sama mantan!

Jalankan Hobi dengan Riang Gembira

Pengalaman pahit saat baru saja putus dengan mantan pasti akan membuat kamu malas untuk melakukan banyak hal (tak terkecuali ngerjain UTS), maka cobalah pancing dengan kegiatan yang lain, misal menjalankan hobi kamu dengan riang gembira. Bagi kamu hobi main bola, cobalah untuk bermain bola (dengan tidak memainkan perasaan orang lain). Bagi kamu yang hobi nulis, cobalah untuk menulis (asal tidak menulis kenanganmu bersama mantan, pecaya deh, itu menyakitkan!).

Teruslah jalankan hobimu, sampai tak ada waktu untuk stalking mantanmu!

Membahagiakan Diri Sendiri

Kisah cinta boleh redup seperti api perjuangan rakyat yang dengan mudahnya diredupkan doi (sensor) lewat kaki tanganya, tapi bukan berarti kebahagiaanmu berakhir. Kamu bisa lakukan hal yang membuatmu senang seperti me time, bertemu dengan orang-orang baru, dan fokus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jangan lupa untuk selalu membuka hatimu untuk orang yang lebih baik dari dia.

Sederhanakanlah tujuan hidupmu agar bisa lebih bahagia, sekedar agar bisa nonton serial kesayangan, atau tertawa bersama dengan orang-orang yang kamu sayang (kecuali mantan, bila masih ada perasaan yang tertinggal). Percayalah, kamu akan terus-terusan terluka sampai kamu sadar, bahwa kamu nggak perlu melakukan hal bodoh tersebut. Pertemuan dan perpisahan tercipta oleh perasaan, begitupun kebahagiaan dan kesedihan. Kamu bisa bahagia tanpanya, saat kamu sadar bahwa dia juga bisa bahagia tanpamu!

Berusaha dan Berdoa agar Diberikan yang Terbaik

Cara melupakan mantan yang terakhir adalah dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Mungkin saja ini merupakan cara-Nya untuk menegur kamu, karena kamu semakin menjauh dari-Nya. Terkadang mantan tercipta agar kamu sadar, bahwa kamu belum sadar akan karunia-nya yang begitu besar, sehingga lupa bersyukur dengan cara beribadah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, Bila cintamu pada mantan mengalahkan cintamu pada Tuhan, maka kamu akan sulit untuk move on.

Berusahalah memperbaiki diri dan mencari yang seseorang yang lebih baik lagi untuk hidupmu yang semoga tidak terlalu buruk. Bila sudah berusaha dan berdoa, namun belum juga mendapatkan pengganti yang lebih baik, mungkin kamu harus mulai BERKACA! Hahaha…

Beberapa tips di atas, mungkin bisa membantumu untuk melupakan mantan dalam 24 jam, mungkin juga tidak. Melupakan dengan cepat, bukan berarti cintamu adalah cinta yang semu sehingga singkat. Akan tetapi, kamu juga harus sadar bahwasannya bila kau benar-benar mencintainya, maka kau harus merelakannya bersama orang lain, selagi dia bisa tersenyum. Mengutip ucapan Ultraman Dyna “Aku berjuang untuk melundungi senyuman orang-orang yang kucintai.”

Orang Kampung Berebut Jabatan


 


         "Semua yang berebut itu, Non, hanya sebagai amanat titipan golongannya. Sangat ironi, dari dulu kampungku tidak asri dan berseri lagi. Pantas saja, setelah kutelusuri stigma yang dibuat bahwa memang kampung adalah miniatur negara."

        Non, di kampungku orang-orang sedang ribut berebut kekuasaan dengan saling meniadakan satu sama lain, hanya untuk duduk dalam singgasana eksistensi pada jabatan. Menghamba pada penghargaan. Semua berkompetisi dengan dalih bahwa Tuhan bersama penegak demokrasi, aku mengamini bila memang benar begitu, karena negara kita pun sama. Mengutip perkatan Nicolo Machiavelli bahwa; Membunuh sahabat perjuangan mengkhianati teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama, kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral, memang metode-metode ini dapat memberikan kekuatan, tapi bukan kemuliaan.

          Asal kau tahu, Non. Selamatnya di kampungku masih ada beberapa orang yang masih memegang teguh keyakinannya menjadi seorang intelektual yang merdeka. Mereka berjuang atas dasar panggilan nurani hatinya, atas cinta. Aku bersama orang-orang itu bersepakat bahwa; kekuatan cinta akan menang dalam segala medan laga.  

        Gie pernah berkata mengenai seorang yang berintelektual dan merdeka seperti ini; bersedialah menerima nasib ini, kalau kau mau bertahan sebagai seorang intelektual yang merdeka; sendirian, kesepian dan penderitaan. Perkataan Gie mungkin benar jika aku tidak dibersamai dengan orang-orang yang sepemikiran denganku. Pikiran dan nafsu selalu menggebu untuk ikut andil mencicipi tahta, sebab jabatan yang sangat mudah didapatkan selalu memberi aroma kembang gula pada seseorang yang hanya melihat jabatan sebagai singgasana. 

        Tetapi kata hati selalu berbicara murni. Bahwa, perjuangan tidak akan suci lagi bila atas dasar kepentingan golongan serta hanya memikirkan diri sendiri. Biar aku tempuh semua itu dengan pengembaraanku bersama orang-orang yang hingga sekarang masih membersamai, pada jalan sunyi. Kau tahu sendiri, Non, bahwa menolak itu mudah yang sulit adalah untuk menerima. Menerima atas kesepian, menerima atas ketidak-dianggapan, menerima atas ketidakberdayaan, menerima atas kesendirian. Tapi ingat satu hal, Non, semua itu akan bermuara pada pembelajaran yang ikhlas dan berkesadaran. Membentuk pola pikir yang mengharuskan diri untuk mempunyai daya, minimal satu tingkat di atas dengan apa yang menjadi lawan.

          Semua yang berebut itu, Non, hanya sebagai amanat titipan golongannya. Sangat ironi, dari dulu kampungku tidak asri dan berseri lagi. Pantas saja, setelah kutelusuri stigma yang dibuat bahwa memang kampung adalah miniatur negara. Suatu proses bersalin untuk menciptakan seorang yang mendewakan tahta dan mengkebiri kesadaran diri. Sila saja menjadi pemangku kuasa jika kau sadar mempunyai kualitas dalam memimpin, karena orang yang tidak memanfaatkan kemampuannya adalah orang yang menyia-nyiakan anugerah sang Pencipta. 

        Aku di sini, masih dengan Tuhanku, masih dengan buku-bukuku, masih dengan pemikiranku, masih dengan petualanganku. Kalau mereka hanya butuh eksistensi, sensasi dan penghargaan dan aku mempunyai itu, akan aku berikan semua ke mereka dengan cuma-cuma. Biar aku tetap pada perjuangan dan pengemberaanku sendiri, dengan semerdeka-merdekanya. Merdeka adalah mengenal akan batas-batas. Kau tahu itu, dan aku sendiri sering berkata kepadamu. Dengan merdeka aku berdaulat atas diriku sendiri, atas pikiran dan tindakanku. Menjadi manusia yang memanusiakan manusia adalah jabatan yang paling megah yang Tuhan berikan.

Pohon Penjaga


"Betapa rapuhnya sebuah kehidupan, dan masalalu tidak bisa diubah. Seperti ungkapan lama, gelas yang sudah pecah tak mungkin bisa kembali seperti semula. Lalu yang tersisa hanyalah penyesalan"

Satu dua hal yang ada di dunia ini, kasat terlihat dan terpilih menjadi yang tertangguh untuk tetap berjuang. Begitu pun pohon yang gagah di pinggir taman itu. Berdiri dengan kokoh menjadi batas kesadaran dengan alam lain, hutan yang belum terjamah. Ibunda pohon yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan menjadi saksi setiap harmoni yang terjadi di sekitarnya. Diiringi oleh gemerisik dedaunan bambu yang dibelai angin sepoi, tak lupa beberapa paduan suara dari burung-burung hutan. Seluruhnya menjadi saksi bisu kenangan yang terbentuk.

Di malam ini, malam natal terdingin dan tergelap. Sang Pohon Penjaga bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan tidak tenang. Dia melihat sesosok laki-laki kurus yang sudah beberapa kali ini datang mengunjunginya. Taman ini memang sudah sepi, namun, banyak kehidupan yang tak terbayang tinggal dan terus mengamati. Lelaki ini selalu datang  seminggu dua kali untuk menyirami bunga-bunga yang tinggal sepuluh meter jauhnya dari pohon penjaga. Tentu saja seluruh penghuni taman itu sudah kenal dengannya.

Di depan gerbang pagar tanaman rumput-rumput liar sudah menyapa lelaki yang tampaknya baru menginjak usia kepala dua itu. Lelaki kurus yang hari ini memakai baju biru navy itu tersenyum singkat dan menyapu rerumputan, memberikan seluruh emosinya. Rumput-rumput liar terus berbisik, menyampaikan pesan ke seluruh penghuni taman − ada yang berbeda hari ini. Pesan itu sampai ke telinga para serangga hingga membuat mereka perlahan keluar untuk melihat apa yang berbeda. Namun, sampai satu dua jam, semua berjalan seperti biasa. Lelaki itu seperti biasanya membawa sebotol penuh pupuk cair untuk diberikan kepada para bunga di tengah taman itu. Dia melihat-lihat dari jauh, pandangannya menyapu sehingga seluruh makhluk sudah selesai disapanya. Setelah diam sebentar, dan tersenyum singkat, laki-laki itu berjalan lagi tujuh langkah jauhnya dan mendekat ke arah rumpun bunga. Kemudian seperti baisanya, dia menyapa dan menuang pupuk cair itu.

“Halo bunga-bunga, bukankah kalian merindukanku? Kalian lapar? Makan, makanlah ini. Tumbuh dan berkembanglah. Jangan malu-malu,” gumam laki-laki itu pelan namun penuh emosi. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk kembali pulang. Berdiri perlahan setelah membelai satu bunga termuda, dia kembali melangkah maju. Selangkah dua langkah, laki-laki kurus itu melangkah. Rumput-rumput kembali berbisik gelisah menyebarkan pesan sekali lagi bahwa ada yang tidak beres. Kali ini, bahkan beberapa kupu- kupu dan tikus mulai penasaran. Begitupun Sang Pohon Penjaga.

Pohon penjaga bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan tidak tenang. Berusaha memahami gerakan alam yang secara menakjubkan bergerak satu sama lain saling melengkapi. Lelaki itu sampai di depan sang pohon penjaga, sekali lagi tersenyum simpul. Kemudian dia mengambil beberapa peralatan dari tasnya, termasuk kain yang kemudian dia gunakan untuk duduk. Sang pohon penjaga merasakan emosinya, perlahan membujuk laki-laki itu untuk bicara, sebelum akhirnya dia melakukan tugasnya, sebagai pohon yang tangguh dan gagah. Kemudian seperti mereka berasal dari inti yang sama mereka bicara dan juga mendengarkan.

“Semalam, kakiku memar lagi. Kali ini tangan ayahku yang tak kuat mengangkat tongkatnya, sial saja bagiku ada di dekatnya kali itu,” kata Sang Lelaki sambil menyandarkan kepalanya pada sang pohon penjaga. “Kemudian tadi pagi, seperti hari ulang tahunku sepuluh tahun yang lalu, teman-temanku melempar balon air, tapi kali ini air itu berwarna coklat dan bau yang membuat mataku pedih, kemudian tawa meledak di antara mereka,” tangan kurusnya menyentuh matanya perlahan, tersenyum sekali lagi. Kemudian petirpun mengikuti perbincangan mereka, dan tanpa sengaja menunjukkan beberapa lukisan di tubuh sang lelaki. Garis-garis biru abstrak yang tergambar di lengan dalamnya dan beberapa ada di punggung tangannya. “Dan…” sambungnya pelan, “aku sangat berterima kasih, kau mau mendengarkanku, setidaknya satu dari jutaan telinga ada yang mau menjadi tempat suaraku berlabuh,”

“Malam ini cukup dingin, maafkan aku merepotkanmu. Ini hanya untuk hari ini saja. Aku hanya ingin pulang,” kata laki-laki itu pelan, berdiri dan kemudian membereskan semua barang-barangnya untuk bersiap pulang.

Ketika tali temali sudah dirasa cukup kencang, lelaki itu berangkat ke tempat yang dia kira adalah rumah untuk pulang.

Ketika Sang Pohon Penjaga sudah melakukan tugasnya, lelaki itu sudah entah di mana.

---

Tiga hari kemudian, taman itu kembali menjadi ramai dihiasi suara manusia lain yang penasaran.

Mata Kakak

 


Tentang sebuah rindu yang tak lagi memiliki tempat untuk bermuara

Setelah kepergian ayah Nisa 10 tahun yang lalu , ibunya harus bekerja keras sebagai  single parent untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari ibu, Nisa dan kakaknya, Farel. Usia Nisa 2 bulan lagi akan menginjak 17 tahun. Dan selama itu pula Nisa tidak pernah melihat betapa cantiknya semesta dan juga paras yang dikaruniakan Tuhan untuknya.

Tapi Nisa tetap bersyukur karena ia memiliki seorang kakak yang selalu mendukungnya, dan seorang ibu yang sangat menyayanginya, walaupun ibunya jarang sekali menemani Nisa meski hanya sekedar mengobrol, karena ibunya adalah seorang pebisnis yang sangat sibuk.

Hanya Farel yang selalu ada untuk men-support Nisa ketika ia sedang kacau. Sampai-sampai kakaknya rela tidak mengikuti kegiatan apapun di kampus. Karena waktunya selalu ia habiskan untuk menemani Nisa. Farrel yang mengajari Nisa membaca dengan meraba,  mengajaknya bermain, menceritakan segala hal yang terjadi di sekelilingnya, dan menghiburnya. sehingga Nisa merasa seperti bisa melihat dunia di sekelilingnya lewat cerita sang kakak.

Meskipun waktu siangnya ia habiskan untuk adiknya, ia tak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. Saat  Nisa tidur adalah waktunya farel untuk fokus belajar, karena ia tidak tega jika Nisa harus merasa kesepian.

Sampai pada suatu hari, Farel harus menjalankan kewajiban KKN, sehingga Farel harus meninggalkan  Nisa selama beberapa minggu.

“Dek” panggil Farel dengan lembut,  sedikit takut kalaU-kalau hal ini akan membuatnya sedih

“iya, Kak. Ada apa?” sahut Nisa

Maafin kakak ya”

Maaf kenapa, Kak?”

“Selama beberapa minggu kedepan kakak ga bisa nemenin kamu dulu.”

“kenapa ?”

“Kakak ada KKN ke luar daerah, Adek dirumah sama ibu dan bibi dulu ya, kakak janji setelah KKN selesai, kakak pasti langsung pulang buat nemenin Nisa lagi, Nisa mau oleh-oleh apa, mau kakak bawakan makanan khas daerah sana? Kamu kan hobby makan, meskipun  tetep kurus hahahaHibur Farel untuk mengusir kesedihan nisa.

Nisa gamau apa-apa, Nisa Cuma mau kakak cepet pulang aja,” ucap Nisa dengan wajah masam.

Iya, pasti kakak bakal langsung pulang kok kalau tugas kakak udah selesai, syaratnya kamu ga boleh sedih, ayo cepet senyum”

Nisa membalas dengan senyum terpaksa karena ia benar-benar sedih akan ditinggal kakaknya pergi meskipun hanya beberapa minggu. Ia tidak membayangkan betapa kosong hari-harinya tanpa kakak. Siapa yang menemaninya bercerita, siapa yang akan menghiburnya?

Keesokan harinya Farel berangkat KKN, ia pamit kepada bibi dan Nisa, ibunya sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali. Sehingga ia hanya bisa pamit lewat chat saja.

Kakak pamit ya, Cantik”

“iya, Kakak hati – hati ya, cepet pulang”

Pasti, Dek. Assalamu’alaikum”

Wa’alaikumsalam.Dalam hati seperti berat sekali nisa melepas kakaknya untuk pergi, meskipun ini bukan kali pertama kakaknya pergi jauh. Entah mengapa hatinya begitu bimbang, tapi ia tak bisa mencegah kakaknya untuk pergi karena ini adalah tugas dari kampus.

Setelah beberapa minggu akhirnya KKN Farel selesai. Tak sabar ia pulang untuk segera melepas rindu pada Nisa, adik kesayangannya.

Di tengah perjalanan hujan lebat disertai angin, namun farel tetap memaksakan untuk cepat-cepat pulang. Ia tau adiknya pasti sudah menunggunya. Namun naas, sebuah truk besar berada tepat didepan Farel, yang sebelumnya ia tidak bisa melihat kehadiran truk tersebut karena saking derasnya hujan kala itu dan karena jalanan licin membuat Farel hilang kendali, iapun terguling ke jurang.

Setelah hujan reda, Farel baru dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar, sembari menghubungi ibunya.

Pada saat ibunya sampai di rumah sakit tempat Farel dibawa oleh warga sekitar, keadaan Farel sudah tidak bisa tertolong. Tangis ibu pecah, namun apalah daya ia tak bisa apa-apa karena Farel telah menghadap Sang Robb. Sebelum nafas terakhirnya ia berpesan pada dokter yang menanganinya, untuk mendonorkan kornea matanya kepada adiknya.

Setelah mendengar penuturan dokter mengenai wasiat Farel yang terakhir akhirnya dengan menahan tangis ibunya pulang untuk membawa Nisa ke rumah sakit.

Nisa, ayo ikut ibu nak”

Kemana bu?”

“Kita akan ke rumah sakit, ada seseorang baik hati yang mau mendonorkan kornea matanya kepada Nisa, Nisa pasti senang, setelah ini nisa akan bisa melihat betapa manisnya wajah putri ibu ini”

Benarka, Bu. Masyaallah, siapapun orangnya semoga Allah memberikan balasan atas kebaikannya ya, Bu. Aamiin

Sesak. Sambil berusaha menahan tangisnya ibu menuntun Nisa menuju mobil untuk perjalanan ke rumah sakit

Ibunya langsung membawa Nisa ke ruang operasi. Dan setelah berjam-jam akhirnya operasi selesai dan berjalan sukses. Selepas operasi tersebut, jenazah Farel dimakamkan

Setelah satu minggu mata Nisa ditutup dengan kain kasa. Akhirnya mata Nisa diperbolehkan untuk dibuka.

Ibu

Ibu memeluk Nisa, tangis mereka pecah. Dan Nisa pun teringat kakaknya.

Mana kakak, Bu. Dia pasti juga bahagia sekali, aku tidak sabar melihat wajah kakak”

Dengan tangisnya yang masih sesenggukan Sang Ibu berusaha kuat untuk menceritakan semuanya kepada nisa. Nisa kaget, ia berontak tidak percaya bahwa kakaknya sudah meninggalkannya untuk selamanya. Ia berlari menggandeng ibunya untuk dibawa kemakam kakanya. Dengan tangis yang tak bisa terbendung ia memeluk pusara kakaknya. Nisa benar-benar terpukul atas kepergian kakak kesayangannya, Farel.

~

Sejak saat itu, kemanapun dan dimanapun Nisa berada ia selalu membawa cermin, dan setiap kali Nisa mengingat kakaknya ia akan menatap mata kakaknya yang sekarang menjadi bagian dari dirinya. Kasih sayang kakak itu abadi meski raganya tak ada lagi di sisi, tapi lewat mata Sang Kakak, cintanya selalu bisa dirasakan.