Konsep Bahagia menurut Gus Baha

 


Bahagia adalah suatu keadaan yang selalu diinginkan oleh semua orang. Keadaan di mana kita merasa tenang, berkecukupan, nikmat, gembira, serta merasakan cinta. Oleh karena itu, seseorang akan menempuh berbagai cara untuk menggapai kebahagiaan. Bekerja keras untuk mendapatkan banyak uang sehingga hidup kecukupan bagi sebagian orang seringkali membuat hidup mereka bahagia. Ada pula sebagian orang yang muak dengan keramaian lingkungan sekitarnya lalu mencoba menjauh mencari tempat yang hening dengan tujuan ketenangan jiwa sehingga membuat mereka bahagia, banyak pula manifestasi kebahagiaan lain yang tak perlu saya sebutkan satu persatu.

Beberapa contoh di atas barangkali bukan suatu contoh yang aneh, tidak bisa saya pungkiri ketika seseorang bekerja keras dan mendapatkan uang yang kecukupan maka hatinya akan bahagia. Lalu, apakah kebahagiaan datang ketika kita memiliki banyak uang atau hidup berkecukupan? Apakah seseorang harus menjauh dari keramaian mencari tempat yang sunyi untuk mendapat ketenangan dengan itu bisa merasa bahagia? Apakah setiap orang harus mendapatkan apa yang ia inginkan agar bia bahagia? Begitulah kira-kira pertanyaan yang timbul dibenak saya dari kegelisan-kegelisahan melihat fenomena penafsiran kebahagiaan di sekeliling kehidupan yang saya jalani.

Lalu saya mencoba mencari jawaban dari pertanyaan, kegelisahan, dan segala kebingungan yang saya rasakan. Usaha saya mencari jawabanpun tik sia-sia, dalam hal ini saya tertarik dengan ceramah Gus Baha yang membahas perihal konsep bahagia yang saya rasa ini sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Dalam ceramahnya beliau mengatakan “kebahagiaan adalah anugerah dari Allah”.

Analogi yang beliau katakan seperti ini, misal saya orang kaya dari hasil berdagang, kemudian setelah kaya saya berkata “wah sekarang saya bahagia punya uang dan karyawan banyak” dengan hal ini berarti saya telah menafikan puluhan tahun silam yang bahagia hanya karena diberi pinjaman hutang 10 ribu, atau bahagia karena diberi uang saku lima ribu, atau kebahagiaan lain karena diterima bekerja walaupun gajinya dibawah rata-rata. Kita itu punya kisah bahagia dengan hal-hal yang kecil karena Allah punya jalan untuk mengantarkan kebahagiaan sekecil apapun, saat sudah mapan menganggap kebahagiaannya itu berkat kemapanannya kurang ajar sekali menurut Gus Baha, dia menafikan nikmat Allah 20 tahun yang lalu saat belum mapan.

Artinya kebahagiaan itu ada di dekat kita selalu ada dengan kita bahkan sebelum kita minta, Allah sudah memberi kebahagiaan untuk kita. Poinnya adalah kita harus menyadari bahwa kebahagiaan adalah Anugrah dari Allah semata. Kemudian jangan sampai lupa juga dengan “la’in syakartum la’aziidannakum, wala’in kafartum inna adzabi lasyadid”. Akhir kata memiliki uang 100 ribu dengan memiliki uang 100 juta dua-duanya bisa membuat kita bahagia tinggal bagaimana kita bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan, maka itulah hakikat kebahagiaan.

Posting Komentar