Minyak
atsiri yang dikenal sebagai minyak terbang (volatile
oil) atau minyak eteris (essential
oil) dihasilkan dari berbagai bagian tanaman aromatik. Minyak atsiri
merupakan bahan atau cairan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai
rasa getir, dan memiliki bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian
tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan
seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun
kayu putih ini memiliki bau dan khasiat yang sangat khas, sehingga banyak
dipakai oleh setiap orang, terutama pada bayi.
Kayu
putih (Melaleuca leucadendra Linn)
merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak
cabang yang menggantung ke bawah. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu
bertahan hidup di tempat kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak
memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Bagian yang paling berharga
dari tanaman kayu putih untuk keperluan produksi minyak atsiri yaitu daunnya. Daun
kayu putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas atau dipungut
setelah berumur lima tahun. Pemungutan daun kayu putih sebaiknya dilakukan di
pagi hari karena pada waktu pagi hari daun mampu menghasilkan rendeman minyak
atsiri lebih tinggi dengan kualitas baik.
Kayu
putih digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan sebagai
obat sakit perut serta saluran pencernaan (internal), juga untuk mengobati
penyakit kulit (obat luar). Selain itu memiliki khasiat sebagai obat oles bagi
penderita sakit kepala. Hal yang menjadi obat internal bahwa minyak tersebut
berfungsi sebagai anthelmintic, terutama efektif sebagai obat demam. Jika
diteteskan ke dalam gigi, dapat mengurangi rasa sakit di gigi. Kayu putih juga
dapat pula digunakan sebagai obat luar untuk penyakit rheumatic dan kasus laryngitis
dan bronchitis. Kayu putih digunakan
dalam pengobatan tradisional sebagai obat pernafasan untuk perawatan saluran
pernafasan nasal. Minyak kayu putih dapat digunakan dalam obat herbal termasuk antiseptic, antipasmodik, antineuralgik, dan antirematik, serta dalam produk kosmetik.
Proses
pembuatan minyak kayu putih dilakukan penyulingan daun Eucaliptus dengan 3 jenis yaitu (water steam distillation, hydro distillation, steam distillation).
Dalam pembuatan minyak ini dapat memaksukkan bahan baku dan air, kemudian
dipanaskan. Metode penyulingan dengan air memiliki kelebihan tersendiri.
Kualitas minyak kayu putih di tentukan oleh kadar sineolnya, besarnya kadar
sineol dapat ditentukan oleh: varietas tanaman kayu putih, cara penyimpanan
daun sebelum disuling, dan cara penyulingan. Alat yang digunakan adalah alat
dengan bahan stainless, ketel berdiameter 0,5 meter dan tingginya 0,8 meter
yang terdapat di laboratorium.
Terapi
komplementer yang dapat diperoleh dalam minyak kayu putih yaitu sebagai salah
satu pengobatan yang alami dan dapat digunakan oleh banyak masyarakat. Minyak
kayu putih adalah kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan dan berkembang
sebagai terapi komplementer. Hal ini sebagai ide bahwa terapi komplementer
dapat mencegah dan mengobati suatu penyakit serta dapat mempromosikan kesehatan
seseorang. Di mana dengan hal tersebut kebutuhan perawat dalam meningkatkan
kemampuan untuk melakukan praktik keperawatan akan menjadi meningkat. Oleh
karena itu perawat disarankan lebih banyak berinteraksi dengan pasien agar
dalam pemberian asuhan keperawatan menjadi salah satu kolaborasi antara tim
seperti dokter dan perawat. Sehingga perawat dapat memberikan terapi dengan
minyak kayu putih yang sudah dianjurkan dokter dan tidak menimbulkan bahaya
dalam kesehatan pasien ataupun masyarakat.
Posting Komentar