Dosa Mahasiswa


Oleh: Iqbal Khoerul Muttaqin

Sore itu, disudut kampus Roy sedang melakukan diskusi bersama teman-teman organisasinya. Diskusi itu mengangkat tema birokrasi kampus. Roy adalah seorang mahasiswa aktivis di salah satu universitas di Semarang. Roy merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sebagai anak pertama ia sangat bertanggung jawab dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ia juga memiliki wawasan luas. Roy merupakan mahasiswa ilmu hukum, ia sangat memahami permasalahan hukum. Kondisi birokarsi sekarang sedang tidak baik-baik saja. Banyak ketidakadilan dan tidak ada transparasi mengenai kebijakan sehingga merugikan mahasiswa. Diskusi sore itu berjalan dengan serius, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Adzan magrib telah berkumandang manandakan diskusi telah usai. 

Malam yang cerah dan bintang-bintang seakan menyempurnakan malam yang panjang. Di sudut kamar roy mulai mengambil satu batang rokok kemudian ia nyalakan dan mulai menghisap pelan-pelan. Ia mulai termenung memikirkan diskusi selanjutnya di esok hari. Smartphone milik roy tiba-tiba berdering. Dini menghubungi roy untuk bertemu malam ini di warung kopi langganannya. Dini adalah kekasihnya, awal mula mereka saling kenal pada saat latihan orasi waktu ospek. Dini juga merupakan mahasiswi aktivis yang selalu mendampingi roy kemanapun ia melangkah. Tak lama kemudian roy mulai bersiap-siap untuk berangkat ke warung kopi langganannya. Roy datang terlebih dahulu sebelum dini dan teman-teman yang lainnya datang. Kemudian ia memesan kopi favoritnya. Tak lama kemudian dini datang dan di susul oleh beberapa temannya. Mereka memesan makanan dan minuman untuk menambah semangat diskusi untuk rencana esok hari. Setelah makanan dan minumannya tiba tanpa basa basi dini memulai diskusi tersebut. 

Obrolan dimulai dengan kata pengantar dan sedikit candaan. Setelah malam mulai larut obrolan menjadi semakin memanas. Roy ingin sahabat dekatnya untuk mengisi materi diskusi besok hari. Namun, teman-teman yang lain tidak setuju begitupun dengan dini kekasihnya. Menurut mereka sahabatnya itu sifatnya terlalu keras, tidak punya atitude, suka ngomong kasar. Namun, roy bersikukuh bahwa sabahatnya itu sangat cocok untuk materi diskusi besok. Menurut roy sahabatnya sangat pandai dalam berektorika begitupun dengan pandangannya terhadap hukum. Sahabatnya roy sebut saja namanya Dani. Ia merupakan mahasiswa ilmu hukum namun berbeda universitas dengan roy. Dani sering berdiskusi dengan roy, apalagi mereka berdua merupakan aktivis mahasiswa. Meskipun dani atitudenya kurang, tapi roy begitu menghormati sahabatnya itu. Diskusi semakin memanas, mereka saling melempar gagasannya masing-masing. Tak lama kemudian dini mulai menengahi diskusi tersebut. Dini membuat keputusan bagaimana kalau voting saja. Kemudian dini memberikan sedikit waktu untuk roy menjelaskan tujuan diskusi besok dan kenapa harus sahabatnya itu yang menjadi pemateri. Perlahan-lahan roy mulai menjelaskan kenapa sahabatnya itu harus menjadi pemateri. Menurut dia materi besok adalah tentang orasi yang akan dilakukan di depan gedung rektorat. Kenapa sahabatnya ini harus jadi pemateri karena sahabatnya ini sangat pandai berektorika dan dia pandai juga dalam berorasi. Selain itu, sahabatnya merupakan mahasiswa hukum. Jadi sahabatnya sangat cocok untuk menjadi pemateri. Setelah penjelasannya selesai dini memulai membuat voting. Dan pada akhirnya mereka semua setuju bahwa Dani sahabatnya roy yang menjadi pemateri besok. Hari sudah menunjukkan jam 2 pagi, mereka satu persatu pulang kembali ke kostnya masing-masing. Tinggalah roy dan dini yang masih duduk di warung kopi tersebut. Saat suasana sudah sepi roy mengajak dini untuk pulang bersama untuk tidur di kamar kostnya.

Setiba di kost mereka mulai bersih-bersih. Roy mulai mendekati dini kemudian saling berdekapan. Mereka saling bercumbu buta. Malam yang dingin mulai menjadi gerah. Mereka saling bercinta dengan penuh kehangatan. Pengalaman pertama di temani cahaya rembulan yang begitu indah dan diiringi suara desahan. Matahari telah terbit dan cahayanya mulai masuk kesela-sela jendela kamar. Dini terbangun melihat jam sudah pukul 07.00 pagi. Dini tak sadar ternyata dia sendirian dikamar. Kemudian dia mencari kekasihnya. Ternyata kekasihnya itu sudah ada diteras kamar, yang sedang menghisap rokok dan ditemani secangkir kopi hitam. Dini meminta kekasihnya untuk mengantar pulang ke kostnya karena ada jadwal kuliah jam 08.00 pagi 

Hari mulai sore, sesuai yang di rencanakan tadi malam diskusi sore ini membahas tentang bagaimana caranya orasi yang benar. Diskusi dibuka oleh dini sebagai moderator. Kemudian tanpa basa basi langsung di serahkan ke dani selaku pemateri. Ketika sesi diskusi akan usai roy memberitahukan ke semua peserta bahwa tiga hari kedepan akan dilakukan orasi di depan gedung rektorat. Diskusi telah selesai, semua peserta mulai meninggalkan tempat. Tinggalah roy, dini dan teman-temannya beserta dani. Mereka mulai membahas persiapan untuk orasi. Orasi akan dilakukan jam 09.00 pagi yang akan di pimpin oleh roy. 

Malam hari sebelum dilakukan orasi roy mengajak teman-temannya untuk berkumpul di warung kopi langganannya. Roy datang terlebih dahulu dan langsung memesan kopi favoritnya. Tak lama kemudian teman-temannya datang. Sambil menunggu minumannya datang roy langsung membuka pembicaraan. Ia menjelaskan bagaimana mekanisme orasinya. Setelah itu mulai mendata peralatan apa saja yang akan digunakan. Pesanan minumannya telah datang. Mereka mulai menyeruput dengan penuh kenikmatan. Diskusi malam itu hanya sebentar, karena besoknya tubuh harus benar-benar fit. Roy berpesan kepada teman-temannya bahwa apapun yang terjadi kita haru menghadapinya walaupun itu nyawa taruhannya.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Roy membuat instruksi bahwa orasi dimulai di depan gerbang pintu kampus kemudian mereka berjalan menuju gedung rektorat dengan meneriaki “Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia!”. Saat sampai di depan gedung rektorat dini mengambil alih komando, ia meneriakan kebijakan kampus yang telah banyak merugikan mahasiswa. Orasi telah berjalan satu jam namun belum ada respon dari birokrasi. Karena merasa geram kemudian roy mengambil alih pimpinan dan ia mulai berpidato.


Hidup mahasiwa

Hidup mahasiswa

Hidup rakat indonesia

Saudara-saudaraku seperjuangan, sepergerakan sebangsa dan setanah air

Pada hari ini kita terus menerus dibutakan oleh pimpinan yang bobrok

Jika kita melihat kembali kebelakang bahwasanya sudah terjadi kecacatan kebijakan

Tak ada transparasi dari birokrasi

Apakah kita sebagai mahasiswa harus menutup mata dan telinga

Saat ketidakadilan terus merambah di kampus kita

Hari ini nasib kampus kita sangat ditentukan

Tetap hidup menderita atau kita lawan

Bungkam kecurangan

Bungkam ketidakadilan

Bungkam penindasan

Hidup mahasiswa

Hidup rakyat indonesia

Masa depan kampus ada ditangan kita

Mari kita lawan

Mari kita bungkam


Matahari diatas kepala, hari semakin panas dan orasi mulai ricuh. Teman-teman yang lain mulai membakar ban dan mulai menyanyikan lagu mahasiswa untuk meredakan suasana. Tak lama kemudian ada siraman gas air mata yang membuat massa terkejut sehingga keadaan kembali mulai memanas. Kondisi sudah tak dapat dikendalikan, sudah ada beberapa mahasiswa yang ditangkap oleh petugas keamanan. Roy tak tau alasannya kenapa pihak birokrasi melawan sampai menyakiti teman-temannya. Roy tidak terima saat melihat temannya ada yang dipukuli. Kemudian roy mengambil senjata tajam yang sudah disiapkannya tanpa sepengetahuan dini dan teman-temannya. Roy mulai menikam petugas kemanan dari belakang pada saat temannya di pukuli olehnya. Petugas keamanan tersebut langsung terkapar menahan rasa sakit. Kemudian roy langsung di keroyok oleh petugas kemanan yang lainnya. Kepala roy sudah tak dikenali lagi karena penuh dengan darah. Teman-teman yang mulai lain lari terbirit-birit mengamankan dirinya sendiri. Dini yang mengehatahui bahwa kekasihnya menjadi bahan bulan-bulanan menangis histeris dan temannya membawa dini pergi menjauh. Tak lama kemudian ada yang menelpon pihak berwajib untuk mengamankan kondisi yang terjadi. Setelah pihak berwajib datang kondisi roy sudah tak sadarkan diri. Kepala roy bocor dan ada 3 tulang rusuk yang patah. Ia dibawa kerumah sakit terdekat. Namun naas nyawa roy sudah tidak bisa diselamatkan. 

Pihak berwajib mulai mengusut perkara yang terjadi. Dini dan teman-temannya menjadi saksi atas meninggalnya roy. Beberapa petugas keamanan ditetapkan menjadi tersangka dan diberi hukuman yang setimpal. Pihak kampus mulai mengangkat bicara bahwa kejadian itu sungguh di luar kendali kami. Kami hanya menginstrusikan petugas keamanan untuk berjaga-jaga saja jangan sampai mahasiswa masuk ke dalam gedung. Namun semua itu sudah terjadi kami meminta maaf sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah dirugikan terutama orang tua roy. Setelah itu, Rektor kampus mengundurkan diri dalam bentuk rasa bertanggung jawab atas semua kericuhan yang telah terjadi. Pihak kampus mendapatkan sanki ganti rugi dan di skors oleh pemerintah. 

Dini dan teman-temannya masih tidak menyangka bahwa roy akan meninggal. Mereka mengantarkan jenazah roy ke kediaman orang tuanya dan dikuburkan disana. Setelah sampai di rumah roy. Dini memberanikan diri untuk berbicara kepada orang tuanya – menjelaskan semua perkara yang telah terjadi. Orang tuanya menerima dengan rasa berat hati bahwa anak sulungnya kini telah meninggalkannya. Dini dan teman-temannya dini berpamitan kepada orang tua roy untuk kembali ke kostnya masing-masing.

Posting Komentar