Gus Wahid Syarifudin: Nilai-nilai Luhur Pesantren Harus Dijaga

 


Kelompok 86 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan malam puncak Hari Santri Nasional pada jum’at (22/10) secara virtual lewat aplikasi Zoom Meeting. Acara ini menjadi penutup dalam serangkaian Festival Hari Santri 2021 yang dimulai sedari tanggal 13 Oktober 2021. Dalam acara tersebut turut pula dihadiri Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 86 yaitu Muhammad Nurkhanif, M.S.I. Kelompok 86 juga turut mengundang Kepala Pusat PPM LP2M UIN Walisongo Semarang yaitu M. Rikza Chamami, M.S.I. 

Acara malam puncak dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama adalah Khataman Al-Qur’an Virtual yang dipimpin oleh salah satu rekan kelompok 86 yaitu Syamsudin Aziz Saputra. Meski di tengah pandemi acara ini tetap berlangsung dengan lancar. Berlanjut pada sesi kedua yang diisi sambutan dan mauidzah hasanah. “Menjadi santri tidak hanya sekedar nyantri, tapi harus taat kepada kyai” menjadi pesan yang disampaikan Bapak Nurkhanif ketika memberikan sambutan selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

Acara ini ditutup dengan mauidzah hasanah dengan tema “Abdi Santri untuk Negeri” yang disampaikan oleh Gus Wahid Syarifudin Ahmad atau yang lebih dikenal Gus Wahid. Beliau adalah salah satu Munsyid Grup Hadroh Ahbaabul Mustofa asuhan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf. Tak ketinggalan juga para jama’ah sholawat beliau yaitu Mbolovers yang juga ikut serta meramaikan pengajian virtual kali ini.

Ceramah dari Gus Wahid diawali dengan kisah dari Nabi Musa a.s. yang sedang nyantri kepada Nabi Khidir a.s. Kisah ini telah diabadikan langsung dalam QS. Al-Kahfi ayat 60 sampai 82. Kemudian dijelaskan pula apa itu santri dan makna dari Hari Santri Nasional ini.

“Santri yang barokah adalah santri yang mampu menerapkan nilai-nilai santrinya. Berakhlak baik dan terutama taat kepada kyainya,” tutur Gus Wahid di akhir sesi.

 

Reporter: Faqih M Fatar

Posting Komentar