Penanganan Pasien COVID-19 di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

 


Pada awal tahun 2020, dunia sedang waspada dengan adanya corona virus yang menyebabkan suatu wabah yang menular ke bebagai negara. Virus corona ini muncul di akhir tahun 2019, sehingga disebut Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penyebaran COVID-19 di berbagai negara sangatlah cepat, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa COVID-19 sebagai pandemi (Nyamnjoh, 2020). Penyakit ini menyebar ke masyarakat luas melalui perantara droplet pernapasan. Seseorang mengalami infeksi apabila memegang sekitaran wajah atau area pernafasan setelah tangannya terkontaminasi dengan benda yang terdapat virus COVID-19 dan tidak melakukan cuci tangan dengan desinfektan. Setelah tiga hari pertama penularan, maka akan muncul gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Meskipun program vaksinasi telah dilakukan, langkah pencegahan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak dengan orang lain, serta tidak bersosialisasi secara fisik (social/physical distancing) tetap harus dilakukan.

Seluruh rumah sakit di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan adaptasi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik selama masa pandemi COVID-19. Saat memasuki pandemi COVID-19 di awal tahun 2020, relatif tidak terdapat perbedaan dalam pola pelayanan pasien di UGD rumah sakit jumlah pasien suspek COVID-19 harian masih dapat dikendalikan dengan kurang dari lima pasien suspek COVID-19 per hari. Saat memasuki bulan Agustus 2020 yang merupakan masa puncak COVID-19, terjadi banyak perubahan, terutama dalam hal triase dan pemisahan antara pasien suspek COVID-19 dan non COVID-19. Pada periode itu seluruh ruang UGD dipenuhi oleh pasien suspek COVID-19 yang menunggu ketersediaan ruang perawatan khusus COVID-19, sehingga pelayanan UGD bagi pasien non COVID-19 harus ditutup. Hal ini menyebabkan berbagai perubahan proses pelayanan di seluruh rumah sakit tersebut dan masih berlangsung hingga saat ini.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa COVID-19 merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan rumah sakit, khususnya UGD, untuk melakukan penyesuaian prosedur pelayanan agar dapat memberikan pelayanan terbaik dan tetap menjaga keselataman tenaga medis yang bertugas. Sesuai dengan kondisi tersebut terdapat suatu penelitian tentang gambaran penanganan pasien COVID-19 di UGD rumah sakit di seluruh wilayah Yogyakarta pada bulan April – Juni 2022 dikaitkan dengan standar Kemenkes, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Heart Association (AHA) dengan metode diskriptif observasional dengan desain cross sectional, didapatkan gambaran hasil yang meliputi :

1. Proses Skrining dan Triase

Gambar Ilustrasi Proses Skrining dan Triase

Terkait proses skrining dan triase, berdasarkan dari pihak rumah sakit didapatkan bahwa mayoritas rumah sakit di DIY telah secara rutin melakukan prosedur skrining dan triase secara bersamaan terhadap pasien yang akan masuk. Mayoritas rumah sakit juga didapatkan telah secara rutin menerapkan aturan keharusan untuk skrining dan triase. Meskipun demikian, secara proporsi terlihat bahwa rumah sakit tipe D memiliki kedisipilinan yang paling rendah, diikuti dengan rumah sakit tipe C. Triase pada masa pandemi telah mengalami modifikasi untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. Idealnya, proses triase dilakukan bahkan sebelum pasien mencapai rumah sakit (fase pre-triase). Proses ini dapat dilakukan misalnya melalui informasi riwayat kontak rinci dan riwayat pekerjaan pasien yang terintegrasi melalui aplikasi, misalnya Peduli Lindungi yang digagas oleh Kementerian Kesehatan RI. Informasi tersebut kemudian dapat dikombinasikan dengan keluhan utama, riwayat penyakit, gejala, dan tanda-tanda pasien. Berdasarkan hasil pre-triase tersebut, mereka yang dicurigai mengalami penyakit menular harus dipisahkan di area triase khusus untuk penyakit menular. Proses triase di rumah sakit menjadi sangat penting karena pada puncak pandemi COVID-19, sumber daya dan staf medis sangat terbatas, sehingga memilih pasien yang sangat membutuhkan perawatan harus diutamakan (Wang et al., 2020).

2. Proses Pelayanan Rutin
Gambar Ilustrasi Proses Pelayanan Rutin

Gambaran proses pelayanan rutin di UGD juga dapat diidentifikasi melalui dua sudut pandang, yaitu sudut pandang pengelola rumah sakit dan sudut pandang petugas kesehatan. Terdapat penelitian yang mendapati bahwa seluruh rumah sakit telah membuat prosedur yang secara rutin dijalankan terkait ruang perawatan pasien suspek atau confirm COVID-19. Didapatkan bahwa seluruh rumah sakit, di tipe apapun, telah menyediakan ruangan isolasi khusus di area UGD untuk merawat pasien suspek atau confirm COVID-19. Namun demikian, hanya rumah sakit tipe A, B, dan D yang memiliki prosedur agar pemeriksaan penunjang dapat dilakukan di dalam ruang isolasi tersebut. Hal ini penting dilakukan agar pasien yang dicurigai infeksius tidak dibawa melewati ruangan lain, sehingga infeksi kepada individu lain dapat dicegah. Berdasarkan sudut pandang petugas kesehatan, didapatkan bahwa mayoritas petugas kesehatan UGD di tipe rumah sakit apapun telah secara disiplin menerapkan hand hygiene termasuk menerapkan 5 moment hand hygiene. Didapatkan juga mayoritas petugas kesehatan telah secara disiplin menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan prosedur rumah sakit dan secara rutin telah memberikan edukasi tentang etika batuk kepada pasien. Namun saat ini kesadaran semua orang akan kebersihan tangan meningkat, sehingga tingkat kedisiplinan terhadap kebersihan tangan umumnya juga meningkat. Selain itu, terdapat ketakutan pada petugas kesehatan bahwa mereka akan membawa virus kembali ke rumah mereka dan menularkan anggota keluarga yang lebih berisiko (Roshan et al., 2020).

3. Proses Resusitasi
Gambar Ilustrasi Proses Resusitasi

Gambaran proses resusitasi terdapat penelitian yang dapat mengidentifikasi dari prosedur yang diatur dan sarana-prasarana yang tersedia yaitu mendapati bahwa hanya rumah sakit tipe A dan B yang memiliki prosedur agar pasien-pasien yang dikhawatirkan akan mengalami henti jantung segera dipindahkan ke ruangan bertekanan negatif. Sementara rumah sakit tipe C dan D tidak memiliki prosedur tersebut, sehingga petugas jarang melakukannya. Keamanan petugas kesehatan merupakan aspek terpenting yang perlu diperhatikan saat akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) pasien yang dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19. Setiap personel yang memasuki ruangan isolasi harus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD), yang meliputi gaun pelindung, sarung tangan, pelindung wajah, penutup kepala, dan masker N95 atau respirator (Alhazzani et al., 2020). Semua pedoman yang diterbitkan hingga saat ini merekomendasikan penggunaan kompresi mekanis perangkat pada pasien COVID-19 karena potensinya untuk mengurangi jumlah personel yang diperlukan untuk RJP dan membatasi paparan terhadap virus (Lakkireddy et al., 2020). Jika perangkat kompresi mekanis tidak tersedia, personel tambahan mungkin diperlukan di ruangan untuk membantu kompresi dada manual (Matos & Chung, 2020).



Daftar Pustaka

Alhazzani, W., Møller, M. H., Arabi, Y. M., Loeb, M., Gong, M. N., Fan, E., … Rhodes, A. (2020). Surviving Sepsis Campaign: guidelines on the management of critically ill adults with Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Intensive Care Medicine. https://doi.org/10.1007/s00134-020-06022-5

Matos, R. I., & Chung, K. K. (2020, Juni 18). DoD COVID-19 Practice Management Guide: Clinical Management of COVID-19. Defense Technical Information Center US. Diambil dari https://apps.dtic.mil/sti/citations/AD1097348

Nyamnjoh, F. B. (2020). Covid19: In Covid Stories from East Africa and Beyond. https://doi.org/10.2307/j.ctv1b74222.31

Roshan, R., Feroz, A. S., Rafique, Z., & Virani, N. (2020). Rigorous Hand Hygiene Practices Among Health Care Workers Reduce Hospital-Associated Infections During the COVID-19 Pandemic. Journal of Primary Care and Community Health, 11. https://doi.org/10.1177/2150132720943331

Wang, Q., Wang, X., & Lin, H. (2020). The role of triage in the prevention and control of COVID-19. Infection Control & Hospital Epidemiology, 41(7), 772–776. https://doi.org/10.1017/ICE.2020.185



 



Posting Komentar