Resensi Buku Jadikan Dunia dalam Genggaman

 

 

Judul Buku      : Jadikan Dunia dalam Genggaman

Peresensi         : Yulia Mayasari

Penulis             : Rusli MS Syahputra

Penerbit           : PT Gramedia

Jumlah Hal      : 246

Dalam              : Khataman ke-6 SwaLiterasi

 

Buku berjudul Jadikan Dunia dalam Genggaman ini merupakan karya kedua dari penulis yang bernama Rusli MS Syahputera telah terbit. Sebagaimana yang disampaikannya pada kata pengatar buku ini. Penulis saat menulis buku ini sedang menjalani aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa, aktivis, serta pebisnis muda, sehingga tecipta karya yang ia rangkai dalam setiap penggalan pembahasan sub bab buku ini. Isi dari buku, menggambarkan keadaan manusia saat ini, khususnya para pemuda. Penulis menuangkan keresahan, kekritisan, dan juga mengungkapkan masalah-masalah yang sering menyambang pada generasi muda saat ini, sehingga buku ini sangat relevan sebagai vitamin bagi otak untuk menyadarkan dan mengubah pemikiran negatif menjadi lebih positif.

Kisah-kisah yang di angkat juga berasal dari kehidupan pribadi penulis maupun hasil pengamatannya pada lingkungan sekiar, masyarakat, negara serta dunia. Bahkan, disertakan perbandingan dari perkembagan kehidupan orang-orang terdahulu dengan kehidupan masa kini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa generasi yang tumbuh saat ini adalah generasi instan, baik khusunya pada saat menghadapai sesuatu persoalan atau tantangan. Mental malas gerak dan tidak mempunyai gairoh tujuan hidup yang jelas menjadikan aktivitas yang dijalaninya setiap hari adalah penuh dengan menunda-nunda, mengeluh dan cenderung berfoya-foya serta terjebak dengan hal nyaman yang sifatnya maya.

Bagian pertama pada isi buku ini dibuka dengan pembahasan tentang tugas manusia adalah berjuang, sehingga tidak heran apabila ketika para pembaca semakin jauh lembaran yang dibaca dapat terpicu semangat juangnya guna mewujdukan visi dimasa depan. Hal ini selaras dengan firman Allah dan dijadikan pembuka dalam pembahasan pertama tersebut, yaitu Q.S Ar-Rad:13/11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”.

Maksud dari terjemah ayat di atas yaitu seseorang tidak akan berubah kehidupannya menjadi lebih baik setiap harinya tanpa ada suatu usaha untuk berbuat baik dari individunya sendiri.. Kesuksesan tidak didapatkan dengan bermalas-malas mengandalkan keajaiban Tuhan apalagi manusia. Hasil yang didapatkan akan selaras dengan ikhtiar dan do’a yang senantiasa dipanjatkan. Allah telah menghamparkan sumber nikmat yang begitu luas untuk dapat dikelola oleh manusia. Namun, yang sering terjadi adalah manusia mempertanyakan kepada Allah karena beranggapan bahwa nikmat tidak pernah turun kepadanya melainkan hanya kepada orang lain saja. Padahal sesungguhnya pena kehidupan itu telah dipegang oleh masing-masing individu, tergantung pada individunya akan menggunakan pena tersebut untuk menuliskan rangkaian cerita di dalamnya.

Lalu, pembahasan yang kedua dan bebererapa setelahnya menyambung dengan pembahasan pertama yakni tentang rencana hidup, terus berkarya, inovasi, waktu, kritik dan berproses. Pena yang telah dipegang oleh masing individu harusnya digunakan untuk menuliskan cita-cita, menciptakan berbagai macam karya yang bermanfaat dan menginspirasi. Terwujudnya cita-cita dan terciptanya berbagai macam karya tersebut tentunya diperlukan management waktu yang baik, berkenan untuk mendapakatkan vitamin kritik dari orang lain serta semangat berproses untuk mewujudkan cita-cita yang telah dituliskan.

Kemudian, bagian kedua membahas beberapa poin-poin diantaranya berteman dengan buku, keluar zona nyaman, ikhlas, memberi keteladanan dan beberapa pembahasan yang lainnya. Berbicara tentang buku tentu tidak asing lagi apalagi yang berkesempatan untuk menjalani pendidikan formal. Apabila membahasan tentang buku, maka akan identik dengan membaca. Sedangkan apabila kita melihat kondisi di zaman sekarang ini, dapat dikatakan genarasi muda bangsa Indonesia mengalami penurunan minat baca terhadap buku. Tawaran lain yang disuguhkan oleh media hari ini lebih digemari sehingga seolah-oleh buku tidak lagi dianggap keberadaannya. Padahal buku merupakan jendela dunia yang apabila kita membacanya maka akan memperoleh berbagai macam informasi dan manfaat sertab melatih kejataman ingatan.

Orang-orang tekenal di dunia saat ini adalah mereka yang menjadikan buku sebagai sahabatnya, maka tidak heran dari mereka lahir gagasan-gagasan yang canggih, unik, dan memahamkan serta dapat memecahkan sebuah permasalahan. Orang-orang tersebut diantaranya Albert Einstein, dan dari negara Indonesia seperti Ir. Soekarno, dan Moh. Hatta. Mereka adalah tokoh-tokoh yang tidak ada setiap hari di dalam kehidupannya tanpa membaca buku. Lalu dapat terjawab dengan sendirinya bukan, ketika para generasi muda bertanya mengapa para tokoh dapat pintar dan menjadi orang besar sdangkan dirinya tidak. Gerenasi saat ini cenderung terjebak pada zona nyaman, tidak mau mengambil resiko, dan enggan untuk menjadi peran untuk memberikan keteladanan bagi orang lain.

Setelah itu, bagian yang ketika membahas tentang pola pikir. Pembahasan pola pikir di dalam buku ini dijelaskan secara komprehensif dan memahamkan, muali dari mengbah pola pikir, perbesar wadahnya, bekerja cerdas, positif thinking, hingga melakukan deferensiasi diri. Penting rasanya untuk merawat pola berpikir agar senantiasa positif dalam menyikapi setiaphal. Apabila di dalam pikiran tertanam pola berpikir yang positif maka energi yang terlahir pun akan positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Move on dari masa laluyang negatif dan segera menuju dan membentuk lingkungan yang positif bagi diri sendiri, sehingga ketika telah terbentu pola berpikir yang baik dapat terjaga dan menunjang cita-cita yang telah dituliskan.

Selanjutnya setelah pola berpikir, pembahasan pada bagian keempat yaitu just or Allah. Adakalanya manusia lupa akan sang Maha Kuasa atas apapun yang telah menciptakan dirinya, sehingga dalam melaksanakan setiapkegiatan tidak melibatkan kekuatan Allah sedikitpun. Hal tersebut merupakan tindakan yang membodohi diri dan sangat merugikan, karena sesungguhnya tidak ada kekuatan penolog terbaik dalam mewujudkan setiap impian terjadi atas ridho Allah. Manusia terlalu sombong dengan menganganggap dirinya mampu dan berharap pada manusia yang belum tentu mendatangkan bantuan, justru terkadang datang mencela ketika kegagalanlah yang kita dapatkan. Allah adalah dzat yang Maha Kaya, Maha Pengasih dan juga Penyayang, maka manusia tugasnya tinggal berdo’a dan memasrahkan diri kepada Allah setelah melakukan ikhtiar yang optimal. Apabila telah demikian maka keputusan terbaik akan ditunjukkan dan diturunkan oleh Allah, yang sudah tentu dapat mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri, masyarakat dan kebanggaan Allah terhadap hambanya.

Kebanggaan Allah terhadap hambanya ini disampaikan oleh penulis pada bagian terakhir dengan beberapa sub tema di dalamnya yaitu pantang menyerah, konsep sykur dan sabar, jujur, kemuliaan akhlaq sampai mencapai sukses bersama. Sukses bersama inilah yang menjadi tujuan dari setiap manusia di muka bumi ini sebagai hamba sang ilahi. Sebagaimana yang disampaikan oleh penulis bahwa  sukses sendiri itu biasa, namun sukses bersama-sama itulah yang luar biasa. Demikian disampaikan oleh penulis di dalam pembahasan terakhir tersebut.

Kelebihan dari buku ini yaitu setiap pembahasannya dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Namun dari kesederhanaan itu tidak mengurangi esensi pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam setiap bagian ceritanya. Lalu, penampilan cover juga menarik serta pemilan cover dengan simbol tanganyang menggegam bumi ini merupakan ilustrasi yang tepat menggambarkan isi dai buku ini.kemudian, setiap pembahasan dari setiap bagiannya juga dapat memberikan feedback baik berupa motivasi, pengetahuan, bahkan taparan akibat ulah sehari-hari yang telah dilakukan. Selain itu, penggunaaan jenis kertas yang berwarna kuning dan terbilang tebal menambah nilai plush sendiri karena menyejukkan mata sehingga menambah rasa ketagihan untuk segera menyelesaikan bacaan.

Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaan kertas yang sedikit teal tersebt membuat buku ini terbilang cukup berat dan kurang simple apabila hendak di bawa kemana-kemana. Selain itu, bagian pembahasan ayat yang hanya disertakan maknanya saja dirasa kurang lengkap karena akan lebih bermanfaat apabila ayat-ayat Al-Qur’annya turut di sertakan dalam setiap pembahasan yang menggunakannya. Dengan demikian saran kedepannya agar aat maupun hadis yang digunakan sebagai rujukan dapat dituliskan secara rinci sehingga pembaca dapat memperoleh perspektif bahwa setiap apapun yang terjadi di muka bumi ini telah dijelaskan Allah melalui firmannya di dalam Al-Qur’an dan disampaikan Rasul di dalam as-Sunnah.

 

Waullohu’lam bisshowab.

 

 

Sosok Reviewer

Penulis review dari buku yang telah ia baca ini merupakan seorang peneliti Islamic Research Center Jawa Tengah. Ia sangat menyukai dunia tulis menulis khusunya karya ilmiah sejak dirinya menjadi pelajar berseragam putih abu-abu. Namun, selain tulisan ilmiah kini ia juga menekuni karya tulis populer sehingga dapat dijumpai tulisan-tulisannya dibeberapa tulisannya dapat dijumpai di laman baladena, monasmedia, darus.id jogyakartanews dan lainya. Lalu, penulis juga seorang aktivis di beberapa organisasi kampus dan kepemudaan sekaligus mahasantri di pondok pengkaderan Monash Institute Semarang. Kemudian, ia juga merupakan pelajar di sekolah miliarder yang mencetak para miliarder muda setiap tahunnya. Penulis merupakan seorag perempuan kelahiran OKU TIMUR, 1 Agustus 2001 silam. Kenalan lebih jauh dengan penulis dapat melalui IG: yulia_010801, FB: Yulia Mayasari, Gmail: yuliamayasari010801@gmail.com.

 

 

 

 

Posting Komentar