Mahasiswa KKN RDR 77 Kelompok 40 Menggelar Kegiatan Kemasyarakatan Di Dusun Tempel Guyub



Di Desa Tempel Guyub, tepatnya di dusun Tempel, Jatisari, Mijen, kabupaten Semarang,  tempat tim KKN kelompok 40 UIN Walisongo Semarang mengabdi kepada msyarakat dengan  ikut serta berkegiatan dan bersosialisasi bersama warga setempat. Salah satu hal yang menarik perhatian dari desa ini adalah dengan adanya spot destinasi Gubuk Tempel Guyub di tengah-tengah pematang sawah, pemandangan alam nan indah tersaji disana. Perekonomian masyarakat setempat bergantung dari sana, seperti berjualan makanan ringan dan minuman. Oleh karena itu, tim KKN serta dibantu warga sekitar memperindah kembali gubuk tersebut agar tetap terjaga dan menarik untuk dikunjungi, sehingga bisa mempengaruhi perekonomian warga setempat.

Selain itu, di desa tersebut cukup aktif dengan kegiatan keagamaan seperti dzibaan atau sekedar tahlilan setiap setelah isya’. Acara dzibaan paling sering diadakan di masjid, terkadang juga diadakan di salah satu rumah warga seperti tahlilan. Kegiatan seperti ini sekaligus dapat mempererat tali persaudaraan masyarakat setempat. Kemudian diadakannya lomba taman toga yang dilaksanakan pada 30 Oktober 2021. Kegiatan ini juga termasuk kegiatan yang cukup bermanfaat. Selain dapat bersosialisasi dengan sesama, bergotong royong menghias sepetak tanah untuk dibuat menjadi taman toga yang indah dengan kreatifitas dari ide bersama. Ada sebagian yang menata tanah, mengecat pagar, menata tanaman, dan sebagainya, hal lain yang didapat adalah bisa  belajar tentang nama-nama tumbuhan beserta manfaatnya. 

Warga setempat cukup tertarik juga dengan beberapa agenda yang kelompok 40 buat. Seperti acara pelatihan pembuatan handsanitizer yang diadakan pada tanggal 17 Oktober 2021 di balai desa. Pembuatan handsanitizer ini dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun sirih, dan jeruk nipis. Kemudian ada acara pelatihan membuat eco-print yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2021. Dimana dalam proses pembuatannya dengan menggunakan cat alami langsung dari sari daun atau bunga yang sudah ditata di atas tote bag atau kain putih kemudian di dipukul dengan batu atau sejenisnya untuk mengeluarkan air dari daun atau bunga tersebut sehingga akan terbentuk pola sesuai dengan bentuk daun atau bunga tersebut. ruang cakupannya tidak hanya para orang tua, namun juga generasi milenial. Oleh karena itu, kami berharap semoga apa yang kita bagikan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi warga setempat, pun sebaliknya.

Rep : Asriyati Sarifah Fajrina


Posting Komentar