Mahasiswa KKN UIN Walisongo adakan Diskusi Dakwah Jalanan

 



Kelompok 40 Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah 77 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menggelar diskusi virtual "Implementasi Dakwah Sunan Kalijaga di Jalana”. Acara ini dilaksanakan pada rabu (13/10) 2021 secara virtual lewat aplikasi Google Meet. Pembicara pada agenda tersebut adalah Muhamad Syafiq Yunensa, salah seorang penulis muda yang seringkali menulis tentang dunia pesantren dan jalanan di setiap bukunya.


Syafiq menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga pernah menjadi sosok yang tak kalah menarik dengan Robin Hood.

“Berandal Lokajaya adalah sebutan yang disematkan pada Radin Said karena saat itu Raden Said seringkali menjarah harta orang-orang kaya pelit yang menindas dan membagikannya kepada fakir miskin. Dalam sejarah cerita rakyat Inggris juga diceritakan mengenai Robin Hood salah seorang bangsawan yang resah melihat berbagai ketimpangan, lalu lebih memilih jalan menjarah harta orang-orang kaya yang menindas dan membagikannya kepada fakir miskin di sekitarnya,” tutur mahasiswa PAI UIN Walisongotersebut.

 

Diceritakan bahwa Sunan Kalijaga dalam berdakwah sangat dekat dengan kalangan bawah, orang-orang yang terpinggirkan dan tertindas oleh sistem yang sudah mapan, selain itu Sunan Kalijaga juga berdakwah lewat akulturasi budaya.

“Bila kita kontekskan di masa sekarang, yang notabenenya kental dengan budaya barat seperti musik-musik Punk, Metal, dan musik yang berasal dari jalanan lainnya, maka akan sangat relevan. Dulu Sunan Kalijaga berdakwah lewat wayang salah satunya, sekarang kita bisa masuk ke budaya-budaya yang berkembang dengan tanpa menghilangkan ruh dari budaya itu, tapi memasukkan ruh-ruh Islam kedalamnya,” ucap Syafiq yang juga dekat dengan culture Punk sejak belia.

 

“Mengutip ucapan Gus Miek bahwa yang menginginkan surge bukan hanya yang di masjid, pesantren, tempat-tempat ibadah saja, tapi mereka yang di jalanan, di diskotik, tempat-tempat pelacuran juga menginginkannya, lantas siapakah kyai yang mau masuk kesitu?” tuntasnya.


Acara berlangsung dengan lancar dan audiens cukup aktif dalam bertanya maupun menyanggah. Diakhir sesi, Syafiq berharap agar mahasiswa juga memperhatikan isu-isu seputar jalanan, tempat di mana banyak orang menggantungkan hidupnya, karena bergantung pada penguasa justru banyak mengalami ketertindasan.

 

Reporter: Keredaksian Digdaya

Posting Komentar