Gus Marzuki Wahid: Nabi Muhammad adalah Seorang Feminis



Kelompok 40 dan 59 Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah 77 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menggelar Webinar Nasional "Ekofeminisme dalam Islam dan Bagaimana Peran perempuan”. Acara ini diselenggarakan pada jum’at (12/11) secara virtual lewat aplikasi Zoom Meeting. Pembicara pada webinar tersebut adalah Gus Marzuki Wahid,  Sekretaris LAKPESDAM PBNU dan Ning Imaz Fathima Zahra, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Lirboyo, serta dimoderatori oleh Syafiq Yunensa, salah seorang pengerak Gusdurian Semarang.


Kesetaraan Perempuan terkadang dianggap lebih rendah, dibandingkan laki-laki. Namun sejatinya di dalam agama, khususnya Islam mengajarkan kebaikan, dan kesetaraan serta memuliakan kaum hawa.

Hal tersebut terbukti tidak hanya tercantum didalam ayat suci Al-Qur'an, namun juga memalui perlakuan Rasulullah SAW terhadap kaum perempuan, serta hak-haknya yang diberikan setelah datangnya islam dimuka bumi.

Pemikiran turun-menurun bahwa perempuan lebih rendah posisinya dibandingkan dengan kaum laki-laki menjadi masalah dari ketimpangan gender yang masih terjadi. Maka dari itu perlu adanya teks, realitas dan akal yang benar. Sangatlah penting dalam membaca teks dan realitas menggunakan akal setiap manusia, tidak hanya menelan metah-mentah teks yang ada.

"Islam itu sangat feminis, sangat menghargai perempuan, nabi Muhammad memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender, secara sistem maupun struktur. Semuanya terefleksikan dalam ajaran Islam. Tapi penafsiran yang salah terhadap teks Al-Qur'an memutarbalikkan fakta yang sebenarnya," ungkap Rekter ISIF tersebut.

Ia melanjutkan, akal memiliki peran penting dalam memahami teks dan konteks realitas. Maka untuk menghilangkan pemikiran masyarakat yang telah mengakar terkait kesetaraan, dibutuhkan upaya menyeluruh dari berbagai sisi, termasuk agama dan akal.

Senadan dengan Guz Marzuki Wahid Sekretaris, Ning Imaz Fatimah Zahra Mengatakan, Bahwa di dalam Alquran telah memberikan isyarat bahwa kaum perempuan bisa menjadi sukses dan menjadi pemimpin melalui tiga surat yang mengisahkan Ratu Balqis. Bahkan Rasulullah SAW menjadi yang pertama mengizinkan perempuan untuk ikut  ke medan perang. Rasululah sendiri lah memproklamasikan kemerdekaan perempuan 


"Prinsip kemaslahatan dalam islam haruslah didahulukan, Islam itu agama yang rahmatan lil alamin. Ada dalil naqli, ada dalil aqli. Bila kita ingin menjadi seorang yang religius maka kita harus menonjolkan sisi kemanusiaan kita, akhlak baik dan segi kebermanfaatan kita bagi sesama," tutur Ning Imaz Pengasuh Pondok Pesanten Al-Insan yang juga aktif di gerakan perempuan.

Lebih lanjut ia menjelaskan "perempuan sekarang lebih dibutuhkan tidak hanya pada wilayah domestik. Perempuan harus menyadari bahwa revolusi zaman pasti ada, tapi nilai-nilai Islam tetap harus terimplementasikan. Perempuan seperti khadijah menunjukkan bagaimana power perempuan pada masa itu, sudah sepatutnya perempuan masa sekarang mencontohnya. Kita tidak usah jauh-jauh melihat perempuan hebat sekarang, dalam islam pun sejak dulu sudah banyak yang mencontohkan. Membahas perempuan relasinya dengan budaya dan sosial, melihat sejarah saja sudah cukup. Tapi secara syariat, jelas dengan dalil-dalil yang ada, “pungkasnya

Posting Komentar