Syafiq Yunensa: Membaca adalah Kebutuhan, Menulis adalah Perjuangan

 


Kelompok 40 Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah 77 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang bekerjasama dengan Digdaya Book menggelar diskusi offline terbatas dengan mengusung tema “Menjadi Penulis Muslim yang Produktif”.

Acara ini dilaksanakan pada selasa (9/11) 2021 di Sekretariat LPM Edukasi. Pembicara pada agenda tersebut adalah Muhamad Syafiq Yunensa, salah seorang penulis muda yang seringkali menulis tentang dunia pesantren dan jalanan di setiap bukunya.

 

Syafiq menyebutkan bahwa bisa menulis bukanlah sebuah bakat yang kita dapatkan sejak lahir, tapi sebuah kebiasaan yang terus dilatih.

“Burung merpati yang ditakdirkan untuk terbangpun harus belajar loncat, mengepakkan sayapnya, untuk terbang. Mereka tak akan bisa terbang bila tidak mau belajar terbang. Begitu pun manusia dengan segala potensi yang” tutur mahasiswa PAI UIN Walisongo yang juga Pemimpin Redaksi LPM Edukasi.

 

Diceritakan bahwa dalam sejarah dunia, kemajuan peradaban tidak bisa lepas dari para penulis Muslim dengan karya-karyanya yang monumental. Sayangnya umat Muslim kini cenderung stagnan karena terlena dengan kejayaan masa lalu.

“Sebagai generasi muda kita harus meneruskan bahkan melebihi orang-orang terdahulu kita. Menjadi muslim tidak hanya terpaut pada persoalan ibadah-ibadah yang bersifat ritual saja, tapi belajarlah pada para ilmuwan Islam di masa lalu yang bisa menguasai berbagai bidang sekaligus,” ucap penulis buku Berandal Bermoral tersebut.

 

“Dalam sejarahnya, Pribumi Hindia Belanda bisa memerdekakan dirinya menjadi Indonesia dengan bantuan para penulis di media cetak yang ada saat itu, salah satunya tokoh Minke dalam Bumi Manusia yang pada masanya mempunyai media Medan Priyaji. Maka jadikanlah membaca sebagai kebutuhan, dan menulis sebagai bentuk perlawanan manifestasi dari sebaik-baik perjuangan,” tuntasnya.

Acara berlangsung dengan lancar dan audiens cukup aktif dalam bertanya maupun menyanggah. Diakhir sesi, Syafiq berharap agar peserta diskusi yang notabenenya berasal dari kalangan mahasiswa bisa tanggap terhadap isu-isu ketimpangan yang ada di sekitar.

  

Rep: Keredaksian

Posting Komentar